MELACAK JEJAK ZIONIS dan SALIB
DI BALIK GERAKAN
“SALAFI”
Oleh : Abul Fatih Zakaria As Salafi
Segala puji hanya untuk Allah semata. Shalawat salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah shallallah ‘alaihi wa aalihi wa sallam, para sahabat beliau serta seluruh pengikut beliau.
Saat ini, kamum muslimin di seluruh dunia sedang mengalami cobaan yang sangat berat. Mulai dari pelecehan Masjidil Aqsha, tempat suci ketiga ( Al Haram Ats Tsaslits ) kaum muslimin, pembantaian di kaum muslimin di Palestina, Kashmir, Patani, Mindanao, penjajahan atas Afghanistan, Irak dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa dunia yang menguras air mata kaum muslimin. Dan setelah kita meneliti berbagai peristiwa tersebut, walaupun dengan analisis yang sederhana, kita akan melihat adanya suatu persekongkolan dunia untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin yang dipimpim oleh Yahudi Israil dan Salib Amerika/ Eropa. Hal ini nampak jelas ketika kita melihat bagaimana Israil di anak emaskan oleh PBB, bagaimana Amerika membela dengan vetonya setiap kali PBB akan menjatuhkan sekedar kritik terhadap Israil, bagaimana
Yang paling jelas adalah pada setiap serangan yang dilakukan oleh Amerika C.s. terhadap negara-negara muslim. Betapa sangat transparannya keinginan mereka untuk menjadikan setiap negara muslim untuk menjadi lemah dan tergantung kepada mereka. Kebencian mereka terhadap Islam dan kaum muslimin sudah sedemikian jelasnya dengan mencari-cari kesalahan pada negara-negara muslim sebagai alasan penyerangan. Seperti pada kasus
Di tengah berbagai bencana seperti ini, Allah masih menyalakan izzah (harga diri ) kaum muslimin. Di mana-mana kaum muslimin bekerja sama menyongsong tantangan kafir ini dengan ukhuwwaah yang kokoh. Hamas yang Sunni bekerja sama dengan Hizbullah yang Syiah melawan
Keanehan kaum “ salafi “
Di tengah berbagai kesulitan ini, ada dua kelompok yang mengaku Islam, namun sangat aneh sikap politiknya. Yang pertama adalah mereka yang menamakan dirinya kaum Islam Liberal. Aktifitas mereka ini sudah banyak dikenal oleh kaum muslimin. Inti dari gerakan ini adalah tasykiikul aqiidah ( menimbulkan keraguan dalam akidah ) dan istighrabiyyah ( Westernisasi atau pembaratan ) yang dikemas dalam balutan Islam. Dan pada akhirnya gerakan ini bertujuan untuk mengukuhkan cengkeraman kaum salib di dunia Islam
Yang kedua adalah kelompok “ salafi “. Sengaja nama kelompok ini kami beri tanda petik untuk menunjukkan bahwa mereka ini berbeda dengan salafi yang sejati di mana para Imam Salaf seperti Asy Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal atau Ibnu Sirin menjadi panutan. Kelompok “Salafi” ini biasanya menisbatkan dirinya kepada para “Ulama”
Padahal, ketika seseorang meneliti dengan cermat alur gerakan mereka, akan tampak dengan jelas hal-hal berikut ini yang, mau tidak mau, kita mempertanyakan,” Jangan-jangan mereka ini agen-agen Zionis. Atau setidaknya menjadi alat Zionis ?!”.
Pertama adalah kita semua tahu bahwa Amerika adalah kakak kembar dari Israil. Tujuan Amerika sama persis dengan Israil. Bahkan Israil dan Amerika pada dasarnya adalah dua tubuh yang memiliki hati yang satu. Sehingga jika kita mengatakan bahwa “ kesalahan Amerika adalah kesalahan Israil dan kesalahan Israil adalah kesalahan Amerika”, maka pernyataan tersebut benar 100%. Penodaan atas Masjidil Aqsha dan pembantaian rakyat Palestina dan
Nah, Amerika yang sedemikian busuknya ini diundang oleh pemerintah
“Sungguh aku hendak mengeluarkan kaum Yahudi dan Nasrani dari jazirah Arab” ( H.R. Muslim ).
Memang, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama’ dalam meminta bantuan terhadap orang kafir. Namun perbedaan pendapat itu berlaku untuk daerah luar Jazirah Arab. Dengan hadist ini, sungguh, mengundang kekuatan kafir di Jazirah Arab menjadi suatu perbuatan bid’ah. Dan sikap inilah yang dipegang oleh para Khalifah, mulai masa Khulafa’ Ar Rasyiduun, Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah hingga Bani Utsman. Hingga jika kita membuka lembaran-lembaran sejarah, kita tidak akan menemukan sebuah informasi pun yang menunjukkan bahwa Khalifah dari suatu era, sedzalim apapun Khalifah itu, mengundang kekuatan Salib/Yahudi di Jazirah Arab. Anehnya, hai’ah kibaril ulama’ sebagai guru dari kaum “ salafi “ seluruh dunia memberikan dukungan keluarga Bani Saud dalam masalah ini.
Keputusan mengundang kekuatan Amerika di Jazirah Arab tersebut bukan hanya membawa kaum “salafi” kepada bid’ah dholalalah. Bahkan dengan keputusan tersebut, kita pantas meragukan kualitas keimanan mereka. Bukankah allah telah berfirman,
‘” Tidaklah kaum mukminin mengambil orang-orang kafir sebagai awliyaa’ ( penolong/teman dekat ) selain dari orang-orang beriman ( Q.S. Ali Imraan : 29 ).
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa diantara sifat orang beriman adalah tidak mengambil orang kafir sebagai wali ( penolong/teman dekat ). Masih banyak ayat lain yang melarang kaum beriman untuk berwala’ ( minta pertolongan ) kepada kaum kafir khususnya Yahudi dan Nasrani. Dan semuanya dikaitkan dengan keimanan. Karena itu, sudah tentu kualitas tauhid para penggede kaum “ salafi “ yang mengizinkan berpangkalnya 10.000 pasukan Amerika/Israil di Jazirah Arab pantas untuk diragukan. Mengapa mereka tidak mengundang TNI atau Tentara Diraja
Lebih aneh lagi, mereka dengan tidak malu mengaku sebagai kaum tauhid sejati dan menuduh
Kedua, ketika intifadhah Palestina meletus, sebuah saat rakyat Palestina dibantai oleh anjing-anjing Yahudi, dedengkot kaum “salafi “ Nashiruddin Albani bukannya berfatwa agar Kerajaan Saudi mengerahkan pasukan tempur ke Palestina membantu kaum muslimin di sana.Atau paling tidak menembakkan satu saja peluru senapan ke Palestina sebagai bentuk solidaritas Islam bagi kaum muslimin Sunni Palestina. Atau paling tidak membentuk aliansi kekuatan Islam sebagaimana kekuatan Salib bergabung dalam NATO pimpinan Amerika. Atau memfatwakan penggalangan bantuan kepada Palestina, baik berupa bantuan persenjataan, ekonomi maupun diplomasi. Al Bani justru menfatwakan suatu hal yang teramat sangat ganjil ( kalau bukan dikatakan bodoh ) yaitu agar kaum muslimin Palestina meninggalkan Tanah Airnya. Fatwa ini sama saja dengan memerintahkan kepada kaum muslimin Palestina untuk menyerahkan Masjidil Aqsha kepada Yahudi secara gratis. Padahal Yerusalem direbut pada masa Khalifah Umar dengan pengorbanan ribuan Sahabat Nabi. Pada masa Sholahuddin, seorang Sultan perkasa dari Bani Ayub, Yerusalem direbut dari tangan kaum Salib juga dengan pengorbanan ribuan mujahid Islam dari berbagai bangsa. Ketika Sultan Abdul Hamid II, Khalifah dunia Islam dari Bani Utsmani dirayu oleh Yahudi agar menyerahkan Yerusalem kepada Yahudi denga imbalan uang. Namun dengan tegas beliau menolak permintaan tersebut. Bukan hanya itu. Sultan Sufi anggota Tarekat Syadziliyah ini malah meludahi wajah utusan Yahudi tersebut. Sementara Sementara Nasirudin Albani menghimbau kepada rakyat Palestina untuk menyerahkan Masjidil Aqsha secara gratis kepada Israil Yahudi. Apakah ini bukan suatu keanehan ?!
Ketiga, sekitar bulan Juni 2006 lalu, Israil menyerang Palestina secara membabi buta akibat salah seorang pasukannya tertangkap saat merazia Palestina. Dalam serangan ini, rumah-rumah rakyat dan gedung-gedung pemerintah dihancurkan. Anak-anak, wanita dan masyarakat tak berdosa banyak menjadi korban pembantaian. Sungguh menydihkan kondisi saat itu. Dalam situasi yang seperti ini, hai’ah kibaril Ulama’ tidak memberikan respon sama sekali. Bahkan pemerintah Saudi malah menyalahkan pemerintah Palestina. Padahal seluruh dunia Islam saat itu, bahkan termasuk juga negara-negara non Muslim mengecam aksi Israil ini.
Kemudian, kaum muslimin
Sikap aneh seperti ini juga dilakukan hai’ah saat Amerika menyerang
Keempat, selama sekian ratus tahun gerakan politik Saudi selalu tidak peka terhadap gerakan Khilafah. Pada tahun 1902, di masa Khalifah Abdul Hamid II ( 1293-1328 H. ), kaum “salafi” dibawah pimpinan Abdul Azis bin Saud dengan bantuan Ingris merebut kota Riyadh dan membunuh wakil Khalifah di sana. Padahal saat itu Khalifah Abdul Hamid sedang gencar-gencarnya menggelorakan Pan Islam ( persatuan Islam ) dengan mengirimkan dai-dai ke seluruh dunia Islam. Sepeninggal wafatnya Raja Faishal rahimahullah ( semoga Allah merrahmatinya ), sikap politik pemerintah Saudi dengan rekomendasi hai’ah selalu selaras dengan Amerika dan secara tidak langsung juga selaras dengan Israil. Sebagai contoh, ketika Amerika menentang serangan Soviet di Afghanistan, maka pemerintah Saudi pun turut membantu Jihad di Afghanistan. Hai’ah pun berfatwa mendukung Jihad ini. Namun ketika Amerika berniat hendak menggulingkan Taliban, hai’ah beserta Pemerintah Saudi pun ikut mengekor dengan membantu serangan Amerika tersebut.
Penutup
Saat ini di Amerika sedang heboh dengan beredarnya sebuah buku yag berjudul “ A Plan To Divid and Destroy The Theology ( Rencana untuk memecah belah dan merusak agama/Islam ) “. Buku ini ditulis oleh seorang agen CIA bagian seksi Kontra Syiah bernama Michael Brant. Ia dipecat karena terlibat korupsi di CIA. Dalam buku tersebut, ia memaparkan bahwa Amerika menggelontorkan anggaran sekitar 900 juta Dollar dalam rangka memecah belah antara muslim Sunni dan Muslim Syiah serta menimbulkan konflik internal antara keduanya. Bahkan juga dalam internal Sunni maupun Syiah.
Sebenarnya jika kita meninjau dari sisi periwayatan hadist, informasi tersebut tidak bisa diterima. Namun jika kita melihat berbagai keputusan pemerintah Saudi selama ini serta mencermati fatwa para dedengkot “ salafi “ selama ini dalam hal-hal yang berkaitan dengan Amerika maupun Israil, maka ada keselarasan dengan berbagai informasi dalam buku tersebut. Karena itu, kita pantas bertanya, jangan-jangan gerakan “ salafi” menjadi kaki tangan zionisme. Atau paling tidak dimanfaatkan oleh zionisme.
Hal ini tampak pada kasus
Fatwa ini kemudian disusul dengan berbagai aksi nekat kelompok “ salafi” yang meledakkan bom di berbagai kawasan sipil muslim Syiah. Pada tanggal 22 Pebruari 2006, 20 orang teroris memaksa masuk Makam Imam Hasan Askari dan Imam Hadi, dua orang Imam Syiah. Mereka membawa 215 kg bahan peledak dan akhirnya meledakkan dharih kuburan Imam dan membuat kubahnya rusak berat. Seluruh kaum muslimin tersentak atas perbuatan biadab itu.
Kemudian, pada hari Rabu tanggal 13 Juni 2007, anggota kelompok “ salafi “ kembali memaksa masuk ke sirdab, salah satu tempat suci Syiah. Anggota kelompok “ salafi “ ini telah memasuki sirdab sejak jam 3 pagi. Setelah membunuh penjaga sirdab, mereka mulai menempatkan bom di kedua menara Sirdab. Pertama mereka meratakan dengan tanah menara di samping kiri dan
Karena itulah, kepada mereka yang selama ini terbuai dengan gerakan “salafi’, hati-hati dengan mereka. Bukalah diri anda terhadap informasi dari semua kaum muslimin. Kemudian baru anda memutuskan untuk menilai sesuatu itu bid’ah atau sunnah. Jangan-jangan, selama ini anda melihat seluruh kaum muslimin kecuali golongan anda sebagai ahli bid’ah karena keterbatasan anda dalam mengetahui dan memahami suatu hadist.
Satu hal lagi yang perlu direnungkan oleh kaum “salafi”. Suatu saat Rasulullah shallallah ‘alayhi wa aalihi wasallam bersabda,” Sungguh kalian nanti akan memerangi jazirah Arab, kemudian
Yang menarik lagi dalam hadist tersebut adalah bahwa pertama kali yang akan diperangi oleh Imam Mahdi adalah para penguasa Jazirah Arab. Tentunya juga termasuk di dalamnya adalah para Ulama’ pendukung penguasa tersebut. Dan jika kita sepakat bahwa saat ini kita hidup di ujung kiamat ( menjelang kiamat ) maka tidak ragu lagi, bahwa jazirah Arab saat diperangi oleh Imam Mahdi dikuasai Kerajaan Saudi saat ini. Dan sudah tentu, hai’ah kibaril ulama’ yang saat ini menjadi bagian terpenting Kerajaan Saudi serta menjadi kiblat kaum “salafi “ di seluruh dunia akan menjadi musuh pertama Imam Mahdi ‘alayhis salaam. Mungkin karena itulah, saat ini ketika di berbagai belahan dunia Islam seperti Mesir, Syiria, Yaman atau Indonesia beredar dengan sangat luas buku tentang Imam Mahdi ‘alayhis salaam serta masa kedatangannya yang semakin dekat yang dikarang oleh berbagai Ulama’. Justru di Saudi anda tidak akan menjumpai buku tersebut. Apalagi adanya Ulama’ “ Salafi” yang mengarang tentang Imam Mahdi ‘alayhis salaam. Mengapa mereka seolah takut mebahas masalah Imam Mahdi ‘alayhis salaam?! Saudaraku…timbanglah posisi anda kembali saat ini. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua. Amien. Shalawat salam semoga terlimpah ke haribaan Rasulullah shallallah ‘alayhi wa aalihi wa sallam. Segala puji hanyalah untuk Allah semata.
* Penulis adalah staf pengajar Pon. Pes. “ Maftahul Uluum “ Jatinom-Blitar
3 komentar:
hati hati artikel anda. lebih baik anda diam, daripada tersesat akan kata kata. smoga Allah merahmati anda selalu.
lha ini.. ki ageng jatinom gendeng lan tembel ben.. orang umum kayak saya saja ngerti pembahasan qm itu gendeng bin sempel.. hohoho..
dr pondok Maftahul Uluum gendeng
wonk edan nulis artikel.ilmu cetek!!!
Posting Komentar